Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Hampir Selesai

 Sukma terlalu banyak bersahabat dengan sepi. Ia yang sendiri mencoba menjelaskan betapa iya membutuhkan orang lain untuk membantunya berdiri. Namun siapa dia sehingga orang lain harus selalu ada untuk dirinya?? Bukankah dia bukanlah apapun yang orang lain inginkan. Toh dia yang merasa sepi. Toh dia yang ditinggalkan sendiri. Bukankah menangis' sudah tidak asing lagi? Bukankah mendapatkan perlakuan kasar dan kata tak pantas orang lain maklumi akan dirinya?. Lalu sekarang iya seperti akan sampai diakhirnya. Senyumnya tidak lagi indah segalanya dipaksakan dengan air mata yang mungkin tidak lagi akan bisa disimpan, dengan raut wajah yang selalu tertawa berlebihan. Ahahah bukankah lucu, ketika orang lain menyalahkan segala hal kepadanya. Saat dia sampai diperasaan orang lain bilang dia terlalu baperan.  Orang lain berbicara iya berusaha sebagai pendengar yang baik, keluhan kiri dan kanan iya simpan dan iya berikan senyuman pada orang lain untuk menguatkan. Tapi bagaimana dengan dirinya

Postingan Terbaru

Oligarki memarjinalkan kaum perempuan?

Menalar Tuntutan “JPU” Dalam Kasus Novel Baswedan.

R e s a h

Menjadi berbeda

Seruak keadilan

Harian 2

Harian ku 1

Api dan Air

Cara memnjadi pribadi yang lebih baik